Fisiknya Lelah, Hatinya Tercabik
Jordy sempat menyalahkan dirinya karena Mentari tiba-tiba saja mengunci diri. Segala usaha dia kerahkan agar perempuan itu mau membuka pintu, tapi tidak ada jawabnya.
Menyerah, Jordy akhirnya memanggil ahli kunci. Bodo amat pintunya rusak, yang penting Mentari ia temukan dalam keadaan selamat.
Ya, wanitanya memang selamat. Namun tidak dengan fisiknya. Wajah perempuannya memerah, suaranya parau bahkan beberapa kali dia mengiggau.
Tubuh Mentari berkeringat dingin, kaki serta semua buku jarinya memucat.
“Mamaaaaah!” Aidan langsung menangis lantaran ibu sambungnya tak merespon
“Ini kamu kenapa gini, Mentari?” Lain lagi dengan Jordy. Dia langsung meraba dahi dan tangan Mentari.
Jordy langsung terdiam saat menyadari tubuh Mentari panas tinggi. “Ini kamu demam.”
Digenggamnya tangan Mentari kuat-kuat. “kalo masih panas kita ke rumah sakit.”
Mentari bahkan tak punya tenaga untuk menjawab. Jordy segera memeriksa air putih yang biasa diletakkan di samping kasur, namun air putih itu bahkan tak berkurang sama sekali, pertanda jika Mentari semalaman menyiksa diri.
“Mentari biar saya yang urus, siapin keperluannya aja di sini.”
“Aidan mau di luar apa temenin Mamah?”
“Idan mau sama Mamah, Papiiii!”
Maka lelaki itu membiarkan putranya mendampingi. Siapa tahu dengan perhatian Aidan, keadaannya membaik. Sementara lelaki itu sibuk dengan segala upayanya mengurusi Mentari.
Mulai dari mengompresnya dengan air dingin, menyeka keringatnya, sampai mengukur suhu tubuhnya.
Jordy bahkan tak sadar jika dia belum makan siang. Pikirannya hanya fokus tentang Mentari serta hubungan mereka sebagai suami istri yang kian berjarak.
Ditambah masalah semalam yang belum usai.
“Papi, Mamah bisa sehat lagi kan?” tanya Aidan sambil menggenggam erat tangan ibunya.
“Iya, Dan. Bisa sehat, Idan gak usah nangis.”
“Tapi muka Mamah pucet, kayak Mami dulu.”
Usapan Jordy langsung terhenti seketika itu juga. Dia tahu betul kekhawatiran Aidan sama persis dengannya.
“Dan, trust me, Mamah's gonna be okay,” ujar Jordy menenangkan.
Setelahnya, lelaki itupun kembali mengurus Mentari. Menyuapkannya air putih, menggosokkan minyak kayu putih di dada serta kaki dan tangan puannya sampai akhirnya Jordy tersadar bahwa sesuatu di jemari manis Mentari terlepas.
Ikatan yang menyatukan mereka dalam mahligai cinta.