Gagal
Dalam sejarahnya saya, Jordy Radjasa Hanandian, yang selalu jalan dengan tubuh tegap dan langkah yakin—terpaksa keluar rumah dengan langkah gontai.
Hari itu adalah hari terburuk dalam hidup saya. Dimulai dari Aidan yang bertanya ke mana perginya Mentari, hingga rentetan pertanyaan menyudutkan yang paling tidak mau saya dengar.
“Lo gagal nikah?”
Sebenarnya bukan rasa malu yang menyambar saya hari itu, melainkan sebuah penyesalan yang tak lagi bisa saya lukiskan dengan kata-kata.
Seharusnya menjadi kata yang terus berputar dalam kepala.
Seharusnya saya tidak mengecewakan Mentari.
Seharusnya saya tidak membohonginya.
Seharusnya saya tidak meninggalkan dia dalam keadaan apapun.
Seharusnya saya percaya dengan penuturan yang dia ceritakan pada saya. Mungkin saja itu benar. Bahwa dia bukan menderita gangguan jiwa, tetapi dia memang bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata.
Dan ratusan seharusnya yang lain.
Tapi semua itu percuma. Pagi itu saya datang ke kantor disambut oleh Jenan yang bersiul-siul ria ke arah saya. Tatapannya sih biasa saja, tapi saya tahu dia sedang mengejek dan memberitahu kepada dunia.
Dia pemenangnya.
“Udah, sabar aja, Jor. Riri yang lain masih banyak kok. Lo bisa dapet yang lebih baik dari Riri.”
Kalimat itu meluncur dari bibir Teza, kawan saya satu-satunya. Dia merangkul pundak saya, sambil menepuknya—memberi kekuatan.
“Ya, thanks.” Saya cuma menjawab singkat, lalu dia mengajak saya untuk pergi merokok bersama.
…
Dua bungkus Malboro dalam sehari ternyata belum cukup untik mengusir rasa sakit saya.
Masih ada rasa sedih yang tersisa. Biasanya saya enggan terlalu lama bersedih, namun kali ini semuanya beda.
Rumah saya tidak lagi ada sentuhan Mentari. Perempuan biasa-biasa saja yang hadirnya begitu berarti setelah dia pergi meninggalkan saya dan Aidan.
Di sana, tepatnya... Di dapur adalah tempat Mentari menyalurkan bakat memasaknya. Walau saya tidak meminta, tapi Mentari selalu berusaha menjadi calon istri dan ibu yang pantas untuk Aidan.
Namun sekarang... saya tidak lagi melihat itu... karena saya gagal mempertahankannya.