Her In You
Sewaktu Mentari berjalan di atas megahnya lantai hotel mewah yang Jordy pakai di pesta pernikahannya, semua hadirin yang datang terpukau oleh karena kecantikan Nyonya Hanandian.
Bibir tipisnya terbalut lipstik merah jambu, riasan wajahnya pun sungguh memancarkan aura manten manglingi yang memanjakan semua mata. Ia tampak sangat serasi berjalan mendampingi Jordy, sang suami.
Mentari menjadi buah bibir tersohor di negeri ini. Semua awak media meliput, namanyapun trending nomor satu di Twitter. Bahkan, salah satu perias wajah yang dilibatkan dalam pernikahan Jordy dan Mentari memberi kesaksian, jika aura Mentari benar-benar keluar. Sebelum acara resepsi dimulai dan setelah ijab kabul terucap, sang perias pengantin berpuasa semalaman agar hilalnya berjalan lancar.
Tradisi sembogo, yakni meniupkan asap rokok pada pengantin wanita dalam adat jawapun, ia laksanakan agar Mentari semakin manglingi. Sang perias dalam penuturannya pada awak media, turut menambahi jika usai tradisi jawa itu ia lakukan, wajah Mentari terlihat beda. Air mukanya tak lagi lugu, melainkan anggun dan terkesan angkuh.
“Saya mau lipstik yang merah itu,” tunjuk Mentari pada salah satu lipstik bermerk yang berjejer rapih di tempatnya. Mendengar permintaan sang manten, tentu si perias mengabulkannya. Dipoleskan perlahan pada bibir Mentari, lalu ia tersenyum tipis setelahnya. Kemudian Mentari juga memasang salah korsetnya sendiri tanpa bantuan para petugas di sana. Hal itu menjadi buah bibir di kalangan petugas, sebab baru kali ini ada seorang pengantin yang sangat khatam dengan pemakaian korset jawa yang cukup alot pemakaiannya.
Usai pemakaian kebaya terpasang, Mentaripun bersiap menghampiri suaminya, Jordy di depan. Namun hal aneh terjadi tepat sebelum ia sampai di gerbang depan.
Mentari tiba-tiba berlutut satu kaki dengan kedua tangan yang mengatup di depan kepala, melakukan sungkem pada sang perias. Detik itu juga si perias pengantin jawa langsung melafalkan ayat kursi yang dilanjutkan dengan surat yasin, sebab disaat Mentari menengadahkan kepalanya dan menatap sang perias, bola mata Mentari terlihat penuh—berubah menjadi putih. Sang perias tak dapat berkata apapun, nafasnya terlanjur sesak dan tercekat. Yang bisa ia lakukan saat itu hanya terus mengulang ayat kursi dan yasin dalam hati.
Bahkan dalam pengelihatan Sang Perias, Mentari berubah menjadi sosok yang pernah ia lihat sebelumnya.
Kirana, almarhumah istri Jordy yang telah meninggal tiga tahun lalu.
“Terima kasih telah merias saya dan memberi saya kesempatan untuk menikah kembali dengan Jordy, suami saya.”
Sang perias dibuat tercekat dan kalut bersamaan saat sayup ia dengar suara itu terdengar jelas di telinganya.
Dengan gelisah, tangannya merogoh dus air mineral, lalu mengambil dua buah air putih yang ia tenggak hanya dalam satu tegukan.
“Bu, kadosmenopo?!” Asisten sang perias berteriak heboh kala menemukan wanita paruh baya itu pingsan usai minum air putih. Tubuhnya terasa dingin, bahkan tangannya terlihat pucat seperti mayat.
Tak lama perempuan ini menangis dan beberapa saat setelahnya ia meringis dan menangis.
“Panggil! Panggil yang lain! Tolong angkut Budhe, tolong!” Sang asisten dari perias langsung mencari bantuan.
“Ada apa Mbak? Kenapa ini ibunya?” Salah satu staff WO bergegas mengikuti asisten sang perias.
“Dia milik saya, dia milik saya! Hihihihi!” teriak sang perias lalu ia tak sadarkan diri.