I will Stay (1)

Kalau kekerasan itu legal, gue nggak akan segan-segan untuk ngabisin Gabriel dengan tangan gue sendiri.

Pecundang sialan itu berani-beraninya menghancurkan Regina dengan semua tipu muslihatnya. Dia bersekutu dengan iblis kali, ya? Dia membuat Regina hampir nyerah sama hidupnya.

Well, technically kata Tante Feli she had no intention untuk doing hal-hal bodoh kayak gitu. Regina tergelincir saat dia berusaha mengangkat pecahan kaca dari bingkai fotonya sama si bajingan itu. Tante Feli bilang, sebelum membuang semua foto-fotonya sama Biel, dia teriak histeris dan ngebanting apapun yang ada di depannya. Nggak sampai disitu, Regina juga menganggap dirinya sangat jahat. Dia merasa bersalah dengan kondisinya saat ini.

Dan gobloknya, gue gak baca situasi itu. Gue biarin ego gue yang jalan. Gue biarin emosi gue yang bergerak dan menekan Regina disaat dia nyaris kehilangan nyawanya.

Gue udah nggak tahu lagi. Tangan gue mengepal hebat, dan gue berkeringat dingin selama nyetir. Karena satu yang ada di pikiran gue.

Gue takut kehilangan Regina.

Detik saat gue mendengar jelas suara handphone jatuh, disitu perasaan gue langsung gak menentu. Firasat gue mengatakan kalau ada sesuatu yang terjadi pada Regina. Tapi kala itu, amarah gue lagi pada puncaknya sehingga gue membabi buta. Romo Doni marahin gue habis-habisan karena panitia kelabakan, rundown acara nggak jelas, karena semua rundown dipegang sama Regina.

Pada satu sisi jelas gue sangat marah dan kecewa sama Regina. Tapi setelah gue tahu alasannya jauh lebih berat daripada situasi yang gue hadapi, gue benar-benar ngerasa gue adalah laki-laki tertolol di dunia.

Hazel sampai bilang ke gue, “Xav, kenapa nggak lo aja sih yang macarin Regina dari dulu? Kalo dari dulu kan, dia nggak mungkin hampir sekarat kayak sekarang.”

Seandainya gue dikasih anugerah vision seperti di film-film, gue akan langsung bisa menjawab pernyataan sahabat gue. Nyatanya, gue ini manusia biasa yang bisa bikin dosa. Salah satunya ya ini. Marahin orang seenaknya di waktu yang tidak tepat.

Gue sangat-sangat menyesal untuk hal yang satu itu, terlebih ketika gue sampai di rumah Regina, Tante Feli bahkan udah pucat, she was lost, sama seperti putrinya yang runtuh di hari natal yang berbahagia ini.

Bajunya penuh darah, tangannya terluka karena mencoba mencabut beling yang tertancap di telapak kaki Regina. Mending cuma satu, tapi ini banyak dan kecil-kecil seperti kerikil.

Gue langsung lari ke kamar Regina saat itu, dan mengangkat dia dari lantai untuk dibawa ke mobil.

At the first glance, muka Regina sudah menunjukkan aura yang berbeda dari hari sebelumnya. Sangat redup dan kosong. Gue bisa lihat semangat hidupnya mungkin hanya tinggal seujung kuku setelah tahu apa yang si bajingan itu lakukan ke dia.

Gue bisa melihat betapa Regina sangat tersiksa dan kesakitan, tapi karena dia dehidrasi dan kehilangan banyak cairan di tubuhnya, Regina tidak sadarkan diri.

Dan hal ini yang membuat kita semua cemas. Dokter bilang ke Tante Felicia, kalau saja bantuan nggak datang, kemungkinan Regina bisa meninggal hari itu juga.

Bisa kebayang gimana sinting dan sakit jiwanya si bajingan itu? Ketika dia pestapora, merayakan hari pertunangannya, dia hampir aja membunuh seorang perempuan yang gak bersalah.

Kalau dia sempat bilang gue adalah pengaruh buruk buat Regina, lalu dia apa? Dia hampir bikin anak orang meninggal. Membuat seorang ibu nyaris kehilangan putri kesayangannya yang tragisnya, terjadi di hari Natal.

Gue dan Hazel sampai speechless dan rasanya ingin membalas dendam Regina ke Gabriel. Tetapi Tante Feli menahan gue dan Hazel.

“Xavier, Hazel. Jangan ya? Biarin aja. Tante tahu kalian marah dan dendam sekali sama Gabriel, tapi tante yakin Regina nggak butuh dibalaskan dendamnya. Dia cuma butuh untuk ditemenin. Dijagain. Jangan, ya?”

Bayangin, selembut dan setulus apa hati Tante Felicia? Yang anaknya dihancurkan, yang hatinya diremukkan, tapi lebih milih memupuk egonya demi kesehatan mental putrinya.

Kalau hal ini terjadi ke Cici gue, si Ci Anna. Jangan harap laki-laki kayak Biel lepas dari tangan gue dan Ko Darius.