Jagoan Neon
“M-misi, Bang. K-kak, hmm.” Raut wajah serta keringat yang mengucur deras dari dahi Gavrel membuat lelaki itu sontak melangkah mundur.
Kali pertama Shaka bertukar pandang dengan Gavrel, entah mengapa Gavrel seolah menghindari dirinya. Matanya ke sana-sini. Bicaranya juga terbata-bata.
“Halo. Gue Shaka, calon suaminya Anya,” sapa Shaka seraya mengulurkan tangan pada Gavrel, tak lupa ia tersenyum agar wajahnya tak terlalu sangar.
Yang menerima uluran tangan mendadak kalut. Telapaknya tiba-tiba keringat dingin, sampai ia mengelapnya di celana. Akhirnya usai menarik nafas dalam-dalam, sosok itu berani menjabat tangan Shaka. Sambil dalam hati sosok itu mengucap,
“Ya Gusti semoga hamba pulang dengan selamat. Kepala masih utuh, tangan masih bisa buat makan, apalagi tugas kuliah sama sempro banyak... Kaki masih bisa dipake buat lari pagi.”
“Rel.” Shaka membuka suara, sementara sosok yang sedarah dengan calon istrinya itu menutup rapat mulutnya. Tapi yang membuat Shaka heran, sepertinya lutut lelaki itu bergoyang hebat seperti sedang gemetar.
Sampai ketika Shaka menurunkan pandangannya, ia melihat ada sesuatu yang menetes dari celana laki-laki di hadapannya ini.
“Rel, lo lari berapa kilo sampe keringetan gitu?” tanya Shaka lagi. Yang ditanya segera membalik badan, terbirit-birit berlari ke kamar mandi.
“MBANYA! MBANYA! please gue harus ganti celana. Gue nggak sengaja...” sosok itu menggedor kamar mandi, panik.
“Nggak sengaja apa, Rel?” Anya menjawab dengan muka bingung. Lalu karena keburu tengsin, ia pun berbisik pada sang kakak.
Beberapa menit kemudian tawa Anya menggelegar dengan sangat kencang hingga Shaka mengerutkan dahi. “Rel, lo udah gede...masa masih pipis di celana....”
“Mbanya mah!” Lelaki itu buru-buru masuk ke kamar mandi sambil menutupi mukanya, persis buronan curanmor.
“Kenapa?” tanya Shaka ketika Anya sudah tiba di ruang depan. “Aku nggak ngapa-ngapain Gavrel, Yang. Beneran. Aku cuma salaman.”
Anya mengangguk paham. “Senyum deh coba.”
Shaka menuruti perkataan calon istrinya. “Nah kayak gitu ya, sampe Gavrel keluar dari kamar mandi.”
Mendengar suruhan Anya, Shaka langsung paham apa yang terjadi pada calon adik iparnya itu.
“Dia ngompol?” Shaka terbahak-bahak setelahnya. Anya mengiyakan.
“Astaga, hahahahahahaha.”