Parenting ala Jordy
Sewaktu Jordy masih berstatus duda, ia ingat betul bahwa dia sangat kurang dalam mengurus anak. Semuanya ia serahkan pada Erna, pengasuh Aidan.
Tetapi sejak kembali menikah dengan Mentari, Jordy bagai ditampar realita—jika menjadi orang tua adalah sebuah keputusan dengan tanggung jawab besar. Dia tak mungkin membiarkan Mentari mengurus kedua anaknya sendirian.
Ditambah lagi, Mentari sempat melewati masa kritis karena kembali mengandung anak ketiganya disaat Kiori baru berusia 6 bulan.
Di situ Jordy dihadapkan dua pilihan sulit, ia tetap menjadi Jordy yang cuek atau berubah menjadi Jordy yang penuh kasih sayang.
Dengan dibayangi ketakutan-ketakutannya tentang tumbuh kembang dua anak mereka yang kemungkinan membenci ayahnya, Jordy membuat keputusan.
Dia tak mau lagi menjadi sosok lelaki pengecut yang hanya bisa meminta jatah.
—
“Udah, Dan.” Jordy memberitahu usai membersihkan bokong anaknya.
“Makasih Papi,” sahut Aidan. Setelah bebersih dan mencuci tangan, anak sulungnya itu segera berbalik badan.
“Kalau udah bersih, jangan mainan pasir lagi ya. Nanti Mamah marah kalo Idan kotor lagi.”
“Iya, Papi. Tapi sekarang Idan laper, mau makan pop mie. Boleh enggak?”
Jordy menatap anaknya dengan tampang berpikir, dia sedang menyusun kembali ingatannya mengenai Aidan yang terakhir kali makan mie instan.
“Bukannya dua hari lalu Idan udah makan indomie?” tanyanya memastikan. Aidan menunduk, seolah mengiyakan pertanyaan ayahnya.
“Kalau gitu jangan dulu, Dan. Nanti pesen makan aja. Mamah kan kemaren udah izinin Idan makan mie.”
“Ya udah...” Aidan dengan tampang sedihnya terpaksa menurut.
Jordy sadar jika setelah mendengar larangannya, ada kecewa yang bersarang dalam benak putranya. Ia pun memutuskan untuk membujuk Aidan baik-baik, sesuai arahan dan cara Mentari jika Aidan sedang susah dikasih tahu.
“Dan, Papi tau Idan bete nggak boleh makan mie, tapi nanti kalo Idan sakit.. yang sedih Mamah sama Papi. Terus, Idan nanti gak boleh main sama Adek. Jadi kita pesen yang lain dulu ya? Ada pasta, Idan kan suka.. Pesen itu aja dulu ya?”
“Iya Papi! Idan mau pasta aja. Idan mau pake cumi, udang sama mussels. Seafood pasta, Papi!”
“Iya, boleh.” Jordy bernafas lega setelah Aidan berhasil menurut padanya.
Merekapun keluar dari toilet khusus anak-anak dengan jemari Aidan yang terselip di balik tangan besar ayahnya.
Sepasang anak dan ayah itu spontan mencuri perhatian beberapa ibu muda yang lewat. Tak segan mereka melirik genit ke arah Jordy karena tak kuat dengan pesonanya yang sungguh tampan.
Tapi sayang ibu-ibu muda itu cuma bertahan sedetik, karena dari jauh Mentari memberi tatapan galak pada mereka.
“Udah sih, Babe. Nggak usah dipelototin gitu,” peringat Jordy. Tatapannya sesudah itu langsung jatuh pada perut buncit istrinya. Disentuhnya pelan, “kalo kamu emosi nanti yang kena si Dedek. Tensi kamu naik.”
“Iyaaaaa.” Mentari lantas memeluk suaminya erat beserta kedua anak mereka, Aidan dan Kiori.
—