The Unexpected Jordy

“MAMAAAAAH!” “HUAAAA!!!”

Mentari dan Jordy saling menatap satu sama lain dengan pasrah.

Helaan nafas pun kompak terdengar dari keduanya. Mentari mengambil alih Kiori, sedangkan Jordy memeluk Aidan sambil mengusap kepalanya.

“Sakit, Dan? Mana Papi liat, takutnya merah. Berdarah nggak?” Raut wajah Jordy terlihat cemas.

“Enggak, Papi, tapi Adek nakal! Idan cuma mau peluk, Adek jambak Idan...” Ia mengadu pada sang ayah. Kiori yang usianya baru dua belas bulan itu ikut menangis lantaran kaget mendengar sang kakak terisak, ditambah sudah jam tidurnya, tapi sang ibu—Mentari, tak kunjung datang.

“Abang sini, Nak, sama Mamah.” Mentari tahu, sorot mata Aidan sungguh mengharapkan perhatian darinya, makanya Mentari sengaja memanggil Aidan dan mengusap kepala anak itu.

“Owi say sorry sama Abang ya...” Diayunkannya tangan bayi mungil itu ke arah Aidan, lalu tak perlu menunggu lama.. Aidan tersenyum, memaafkan Kiori yang belum paham itu.

“Abang sayang Owi, jangan jambak Abang lagi ya.”

Mentari tersenyum hangat, begitu juga dengan lelaki di seberangnya. Pijar daksanya memandang teduh kedua bocah itu. Rasa syukur di hatinya meluap lebar.

Sungguh, pernikahannya dengan Mentari akhirnya sebahagia ini.

Mentari juga tak henti membuatnya kagum lewat caranya mendamaikan Aidan dan Kiori. Aidan berhasil tumbuh menjadi anak yang penyayang dan berani mengungkapkan apa yang ia rasa. Dan Jordy sangat bangga akan hal itu, dia juga berterima kasih pada istri tercintanya.

Kalau bukan karena Mentari, hidupnya mungkin laksana kelabu di tengah hujan, kering tandus saat kemarau. Maka sebagai rasa terima kasihnya, Jordy mendekat, duduk di sebelah Mentari. Walau terbilang jenaka dan suka jahil, gitu-gitu Jordy tahu menempatkan diri, seperti sekarang.

“Ma.” “Hmm?”

“Mau nambah adik buat Kiori?” Mentari melotot sejadi-jadinya dan reflek, Kiori yang sedang disusui Mentari kaget hingga melukai sang ibu.

“MAS JORDY, sakit kan jadinya! Lecet lagi, padahal udah mau sembuh!” Jordy habis dipukul ringan oleh Mentari.

“Hahahah, enggak, Ma. I'm kidding, aku cuma mau say thanks doang.” Jordy mengecup dahi istrinya kemudian beranjak dari sana, mengajak Aidan main basket di halaman depan.