Tiga Hari
Jordy akui, dia memang bukan lelaki yang pandai merayu seperti Jenan atau Teza. Kelebihan yang dia miliki hanya ada di wajah maskulin dan tubuh tinggi. Dan biasanya, perempuan akan luluh pada Jordy dalam sekali tatap.
Tapi sayang ketampanan dan kesempurnaan Jordy tampaknya luruh begitu saja dihadapan perempuan bernama Mentari.
Sudah tiga hari wanita cantik itu tak menyapa, mengajaknya bicara, bahkan semua bantal dan gulingnya tidak Jordy temukan di kamar. Dia terpaksa tidur sendiri, mengawang memandang langit sambil memikirkan cara agar puannya itu bersedia memaafkannya.
Dan akhirnya saat yang dinanti-nanti Jordy tiba. Mentari mencabut semua akses blok-nya, centang biru yang lewat dari pandangan mata Jordy sukses membuatnya tersenyum.
Tapi ketika lelaki itu tiba di kamar, dia mengira bahwa Mentari telah memaafkannya. namun nyatanya, Mentari masih bersikeras pada pendiriannya dan termakan oleh gosip murahan itu.
Satu-satunya yang bisa Jordy perbuat hanyalah mendekap erat puannya, meski dalam sedetik Jordy sadar—dia sedang berada di ambang kehancuran.
Kepercayaan Mentari padanya hilang bak ditelan bumi. Bisa jadi wanitanya mati rasa hanya karena tahu bahwa Jordy masih menyimpan rasa pada mendiang istrinya.
Jordy tak bisa berbuat apapun selain membiarkan Mentari berkemelut dengan pikirannya sendiri. Percuma jika diajak bicara. Mentari pasti akan jauh lebih sengit.
Namun dari kejadian ini Jordy pun paham, jika wanitanya bukanlah seseorang yang mudah dirayu dengan gelimang harta.
“Saya udah tambah uang bulanan.” Jordy berucap beberapa saat lalu, namun Mentari tak menggubris. Dan dalam waktu lima menit, semua uang bulanan yang dia beri kembali ke rekening Jordy tanpa sisa.
“Terus kamu maunya saya gimana, Mentari? Saya ajak bicara kamu diem. Saya mau peluk kamu malah nepis, Tell me, then.”
Mentari tetap mengunci rapat mulutnya dan sengaja memunggungi Jordy.
Disaat-saat seperti ini lelaki itu bagai diterjunkan ke dasar bumi, sebab dia baru sadar betapa mahalnya arti sebuah maaf.
“I'll give you time, kalo udah mau liat dan bicara sama saya, just let me know.” Hanya itu yang bisa terucap dari bibir lelaki tampan ini. Selanjutnya, Jordy cuma menatap kosong punggung Mentari yang kian lama...bergetar hebat.