Tournament

Seumur-umur belum pernah El Shaka jauh lebih merasa gugup dalam menjalankan turnamen balap.

Khusus hari ini, Shaka benar-benar mengalaminya. Bukan karena takut kalah dari rival lamanya, Sena—melainkan karena ada sang istri yang ia ajak. Kehadiran Anya dalam turnamen hari ini sungguh membuat Shaka bersemangat. Ia termotivasi untuk menang demi membanggakan istri dan anaknya. Meski begitu, Shaka tetap memegang kata-kata Anya, apapun hasilnya dia adalah juara di hati Anya.

Maka lima menit sebelum pertandingan kala itu, Shaka tidak lupa melambai pada sang istri, memeluknya erat-erat.

“Good luck, Shaka,” kata Anya seraya mengusap punggung sang suami. Karena telah memakai helm pelindung, Shaka hanya membukanya sebentar, menunjukkan wajahnya pada Anya.

“Love you.”

Shaka tidak akan pernah bosan mengatakannya pada Anya. Buat Shaka, dua kata ini seperti mempunyai kekuatan magis dan membuatnya semangat menjalani pertandingan.

“Love you too, jagoanku!” balas Anya sambil tersenyum, menatap mesra sang suami.

Usai saling memeluk, Shaka berjalan meninggalkan sang istri di ruang VVIP, dan bersatu dengan timnya. Tak lupa Anya menyapa Sena yang boothnya tidak jauh dari booth Adire.

Setelah menganggukkan kepala pada rivalnya, Shaka bertolak menuju mobil balap berwarna putih, dan langsung mengenakan pengaman.

Sedetik sebelumnya, jempol Shaka terangkat, mengisyaratkan jika persiapannya sudah lengkap, juga ia siap membalap.

Namun khusus untuk sang istri, Shaka membentuk hand-love gesture. Sesudahnya, mobil balap yang dikendarai Shaka melaju cepat mengitari arena turnamen.